DOTA Sempurna ala OpenAI Taklukkan Merlini Cs

Billy Rifki
06/08/2018 06:24 WIB
DOTA Sempurna ala OpenAI Taklukkan Merlini Cs
youtube

Kenyataan pahit terjadi semalam (5/8), kala OpenAI dengan bot ciptaannya mampu menaklukkan pemain profesional pilihan yang kita kenal kemampuannya. Tampaknya memang tak mengada-ngada pernyataan dari pihak OpenAI yang menyebutkan bahwa sistem bot buatan mereka ciptakan memiliki kemampuan belajar sampai ratusan tahun.

Di pertandingan pertamanya, OpenAI dihadapkan dengan pemain ber-MMR 6.000-an. Awalnya terlihat aneh dan janggal bagi kita yang terpaku soal wajib dan harus dalam bermain DOTA 2, contohnya fase laning tanpa memiliki consumables seperti tango atau mango yang diterapkan oleh bots dari OpenAI.

Bagi manusia, hal ini sangat tidak mungkin dilakukan. Setidaknya-tidaknya kita memiliki tango atau beberapa mango untuk regenerasi. Ternyata bukan bot AI yang tak mengerti cara laning, pemilihan item awal tersebut tampaknya hasil belajar dari ratusan jam permainan. Dalam video juga beberapa kali penggunaan Healing Salve yang sangat efektif dari bot untuk menghindari kematian bahkan melindungi creep dari tower agar mereka bisa memberikan kerusakan lebih banyak saat push.

 

Agresifitas dan efektifitas dari bot sungguh di luar nalar. Game pertama secara teknis sudah mereka akhiri di menit ke-10. Kubu manusia hanya diberikan 4 berbanding 26 kill menghadapi gempuran bot yang memanfaatkan ultimate besar mereka untuk push secepat mungkin. Yang unik, ternyata bot dari OpenAI jauh dari kesan kaku. Di awal permainan mereka sudah tunjukkan swag dengan mengetik persentase kemenangan mereka berdasarkan draft yang mereka pilih. Kerennya lagi pihak bot selalu percaya diri bahwa draft mereka memiliki persentase kemenangan di atas 80%, kalau tidak 95%.

Tentu pemain MMR tinggi saja masih kurang memuaskan, karena level mereka tak bisa disamakan dengan pro. Lawan kedua OpenAI seperti yang dijanjikan sebelumnya adalah Merlini, Blitz, Fogged, Capitalist, dan salah satu pemain DOTA 2 berkarakter eksplosif, David "MoonMeander" Tan yang mewakili kubu manusia.

Masih banyak keraguan penonton tentang kemampuan dari botAI, namun game kali ini mereka menunjukan lagi dengan bukukan first blood. Bot bahkan benar-benar tahu cara menyiksa lawan. Seperti yang dilakukan bot Sniper yang secara terus-menerus keluarkan Assasinate ke arah Crystal Maiden, membuatnya ragu untuk maju karena darah yang sudah terkuras. Bot juga tak ragu untuk melakukan dive ke tower, semua dengan perhitungan matang tanpa keraguan untuk maju.

Merlini dan kawan-kawan terlihat tak berdaya di game pertama, upaya melawan balik bisa ditangkal dengan pressure tinggi yang OpenAI kerahkan tak henti-hentinya. Reaksi dari bot juga sangat memukau, aksi blink cepat dari Fogged dengan seketika di Hex oleh Lion, memuntahkan inisiasi dan harapan dari kubu manusia.

Terbantai 39-8, tim manusia lebih serius di game kedua. Terbukti dengan first blood yang berhasil diamankan Blitz. Namun trio INT hero dari OpenAI menggempur habis-habisan Merlini, dengan hero seperti CM, Lion dan Lich yang sekilas seperti kumpulan hero lemah, yang ternyata mampu mem-bully Death Prophet , Witch Doctor, dan Riki yang digunakan manusia.

Rotasi dari bot juga layak dicermati, seperti ketika Gyrocopter melakukan rotasi dari top lane, salah satu dari support akan mengganti posisinya di atas, bertujuan memberi kesempatan mengejar level sementara menjaga pressure ketat di safelane lawan. Hasilnya sangat positif, sebuah double kill dibukukan oleh Gyro atas Death Prophet dan Earthshaker.

 

Bot juga belajar, contohnya Blitz yang memanfaatkan Shadow Amulet untuk menyelamatkan diri, kemudian diadopsi pula oleh Lich dari OpenAI meski nihil kans untuk berhasil dia tetap menyerang dan mati karena teman-temannya dalam perjalanan untuk membantu, sehingga damage dan efek slow Lich kian mudahkan kawannya mengejar gerombolan manusia.

Kubu manusia bertahan sekuatnya di hadapan bot, tapi para bot tetap mampu menembus high ground meski kini butuh waktu lebih lama. Alhasil, tak terelakkan lagi bahwa permainan bot OpenAI jauh lebih baik dalam game yang berlangsung 25 menit tersebut, dan berakhir dengan skor 12-41 untuk keunggulan bot OpenAI.

Menilai kemampuan bot yang sangat kompak dan mematikan, apakah bot ini bisa mengalahkan juara TI nantinya, sobat eSports?