Pertandingan Puncak AWC 2018, Ayo Indonesia!

Michael
13/07/2018 10:47 WIB
Pertandingan Puncak AWC 2018, Ayo Indonesia!
Arena of Valor

AOV World Cup (AWC) 2018 yang diselengggarakan di Los Angeles merupakan pertandingan internasional bagi pemain-pemain pro AOV dari seluruh dunia. Jika, WCG bisa dikatakan sebagai olimpiade eSports, maka AWC setara dengan Piala Dunia eSports Mobile bergenre Moba. Sebanyak 12 tim teratas dari empat benua yaitu Asia, Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan akan bersaing demi raih kemenangan dalam Kejuaraan Dunia di Los Angeles, bulan ini.

Agar bisa masuk dalam kuota peserta yang terbatas, peserta harus mempunyai kemampuan eSports yang paling kuat dalam bidang kompetisinya. EVOS Esports, sebagai juara liga profesional ASL AOV yang terakhir, akan menjadi wakil Indonesia dalam pertandingan AWC 2018 kali ini.

Pada tahap babak kualifikasi di bootcamp yang berlokasi di Bangkok,Thailand, penampilan EVOS belum maksimal dan jatuh ke tier 3, yang membuat banyak penggemar AOV merasa sangat sedih. Jika ingin lolos dari kepungan ketat di Los Angeles, EVOS harus mengeluarkan seluruh kemampuannya dan berani bersaing dengan JT Chinese Taipei yang berada di tier 1 ataupun Saigon Phantom Vietnam sebagai penghuni tier 2.

Faktanya, EVOS telah mendominasi liga profesional ASL selama dua tahun berturut-turut (dulu masih bernama BOV), dengan popularitas sangat tinggi dan kemampuan mumpuni. Pendukung EVOS tidak dapat menerima hasil buruk EVOS dalam babak kualifikasi kemarin, sehingga mereka pun bertanya-tanya, sebenarnya apa yang membatasi penampilan Indonesia dalam turnamen internasional AWC?

Kegagalan EVOS dalam babak kualifikasi AWC bukanlah tidak terduga sama sekali, karena salah satu alasan paling utama adalah waktu pengembangan AOV di Indonesia yang lebih singkat dibandingkan dengan negara lain. Sebagai game global, waktu rilis AOV di setiap negara berbeda, oleh karena itu tingkat pengembangannya juga masih terdapat sedikit perbedaan. Di berbagai negara lain, game AOV sudah menjadi permainan dengan fenomena dan antusias besar, gamernya sangat banyak, adu permainan strategi serta taktiknya juga sangat bervariasi, sehingga pengembangannya pun juga sangat matang.

Misalnya, AOV yang baru online kurang lebih dua tahun di Hong Kong, Macau, dan Chinese Taipei, bahkan telah mengembangkan berbagai model kombinasi dan rantai industri yang rumit seperti “bintang idola+tim profesional”. Selain itu, negara seperti Vietnam dan Thailand, waktu rilisnya hanya lebih lambat 1-2 bulan dibandingkan AOV Indonesia yang baru genap berusia 1 tahun. Sementara kita baru mulai belajar berjalan, negara lain sudah melewati tahap ini dan berkembang dengan pesat. Jadinya, walaupun yang bersaing adalah EVOS yang mendominasi kedudukan di Indonesia, kegagalan untuk sementara waktu masih bisa dimaafkan.

Namun, kekuatan dan potensi eSports Indonesia sudah terlihat dengan jelas. Tidak perlu jauh-jauh, hanya dalam setahun terakhir, tim macam Recca Esports, DDS eSports, dan XCN Gaming berhasil memenangkan penghargaan di CS:GO, kemudian TP.NND, BOOM.ID, RRQ, dan PG. BarracX mampu raih prestasi di kompetisi internasional serta memiliki reputasi di kancah DOTA 2.

Event-event bergengsi pun mulai mampir di Indonesia, seperti turnamen Kejuaraan Dunia eSports IESF ke-8, GESC Global eSports Championship DOTA2, dan juga segera menggelar Asian Games pada bulan Agustus mendatang. Salah satu hal yang menarik dari Asian Games Indonesia kali ini adalah ekshibisi eSports untuk pertama kalinya, boleh dikatakan sebagai tonggak sejarah dalam eSports. Jadi terlihat jelas bahwa eSports Indonesia sedang maju dan booming.

Tidak peduli apakah EVOS menang atau kalah dalam turnamen di Los Angeles, eSports Indonesia pasti akan berkembang terus. Tentunya, AOV juga akan berusaha sekuat tenaga untuk mendorong maju eSports Indonesia dan bekerja keras untuk mengembangkan kekuatan lokal agar mencapai puncak secepat mungkin dan menunjukkan kemahiran para pemain tanah air di panggung internasional!