Astralis Kembali Diperkuat Dev1ce, Siapa yang Terdepak?

Billy Rifki
19/01/2018 15:08 WIB
Astralis Kembali Diperkuat Dev1ce, Siapa yang Terdepak?
Esportsranks

Astralis adalah salah satu tim CS:GO terbaik dunia, dan prestasi terakhir mereka di ELEAGUE Major dan IEM Katowice juga andil dari sang AWP-er, Nicolai 'dev1ce' Reedtz, selama masih membela tim ini. Sayang, mulai 6 Maret 2017, dirinya umumkan kabar mengejutkan bahwa selama dua minggu belakangan ia berkompetisi sembari menahan gangguan kesehatannya.

Nicolai 'dev1ce' Reedtz, kembali ke Astralis

Dalam tweet-nya, dia menuliskan masalah kesehatannya yakni hiatus hernia. Hernia pada dasarnya adalah masalah kesehatan yang terjadi bila ada pergeseran / penekanan pada suatu organ dalam tubuh sehingga menyebabkannya bergeser dan menggangu fungsi organ lain.

Dalam kasus dev1ce adalah bergesernya organ dalam tubuh yang menekan ke bagian pernafasan dan bisa menyebabkan penyakit yang lebih parah disebut gastro-oesophageal reflux atau disingkat GORD. Istilah yang dipakai untuk menggambarkan asam lambung yang bocor dari perut ke kerongkongan.

Bernasib baik dalam operasi dan perawatan, kini dev1ce sudah bisa kembali bergelut lagi dengan Astralis. Sepeninggal dev1ce dan masa penyembuhannya, Astralis terpaksa bermain dengan pemain pengganti untuk tiga event tersisa yang harus dijalani Astralis di musim kompetisi sebelumnya. Untungnya, penampilan mereka tanpa sang pemimpin cukup memuaskan. Astralis akhiri tahun lalu di tiga besar tim terbaik CSGO tahun 2017.

DennisDennis Edman, sang pengganti

Memakai jasa Dennis 'dennis' Edman, salah satu pemain CS:GO ternama, Astralis mampu raih peringkat kedua di BLAST Pro Series. Di event ESL Pro League Season 6 dan Esports Championship Series Season 4, Astralis meminjam jasa Ruben 'RUBINO' Villaroel, namun pencapaiannya agak mengecewakan.

Menutup Lubang Sepeninggal Sang Sniper

Peran AWP-er sangat penting dalam CS:GO, dan dev1ce merupakan salah satu AWP-er terbaik yang dimiliki Astralis. Ketika gangguan kesehatan menerpa dev1ce, Astralis berusaha menutup kelemahan mereka untuk bisa tampil maksimal. Bangkitlah Peter 'dupreeh' Rasmussen, aslinya berperan sebagai ‘lurker’, yang kemudian mengambil alih peran dev1ce.

Secara mengejutkan, penampilannya sangat baik dengan catatan statistik dalam 18 pertandingan, dia berhasil menyarangkan 56 double kills, 23 triple kills, 4 quad kills, dan sekali membantai 1 squad lawan.

Dupreeh
Peter 'dupreeh' Rasmussen, sayang untuk dibuang

Tentu performa seperti ini menimbulkan kegamangan bagi Astralis, terlebih baliknya dev1ce yang mengemban role AWP-er terdahulu. Namun, dev1ce cukup bijak dengan meminta dupreeh meneruskan pekerjaan baiknya, sementara dirinya akan mengisi role lurker.

Entah apakah formula baru ini akan berbuah manis bagi Astralis dan menciptakan tim impian sebenarnya. Kita akan mengetahui jawabannya pada ELEAGUE Boston Major yang sedang melangsungkan Legends Stage, di mana Astralis bakal berhadapan dengan tim-tim juara lainnya. ELEAGUE Major akan berlangsung hingga tanggal 28 Januari 2018 nanti.