Komunitas CS:GO Kecam BLAST Perusak Pro Circuit

Rendy Lim
09/05/2019 13:59 WIB
Komunitas CS:GO Kecam BLAST Perusak Pro Circuit
BLAST Pro Series CS:GO

Rumor tentang Team Liquid yang akan melewatkan ESL One Cologne, salah satu dari rangkaian turnamen besar CS:GO tahun ini, untuk mengikuti turnamen yang diselenggarakan oleh BLAST malah menimbulkan kecaman serius dari komunitas CS:GO

BLAST dengan turnamen-turnamennya yang berlangsung sepanjang tahun dianggap telah merusak sistem kompetitif turnamen pro circuit CS:GO. Akibat kontraknya dengan tim-tim besar membuat mereka terpaksa kerap kali tidak ikut serta dalam turnamen-turnamen penting.

BLAST  sendiri dimiliki oleh RFRSH Entertainment, sama dengan perusahaan yang menaungi tim terbaik CS:GO saat ini, Astralis. Seperti yang kamu ketahui, Astralis sudah absen pada IEM Sydney, awal Mei kemarin dan dipastikan tidak akan bermain di DreamHack Masters Dallas pada bulan Juni mendatang. Sedangkan saat ini, rumor beredar tentang Team Liquid yang akan absen pada event premier circuit berikutnya kian menambah emosi para fans.

Fans mulai melihat isu ini serius setelah Duncan “Thorin” Shields memberikan cuitan di Twitternya. Postingan tersebut kemudian dibalas oleh Matthew “Sadokist” Trivett yang mengatakan bahwa BLAST ingin menggelar lebih banyak event pada tahun 2020. Ada sekitar 9 hingga 12 event BLAST tahun depan dan jika formatnya tidak berubah, maka scene Counter Strike akan bergeser ke hiburan dibanding kompetitif. Tentunya ini akan berdampak buruk bagi pro circuit

BLAST mengadakan total 7 event di tahun 2019 ini, dan tim-tim yang telah menandatangani kontrak dengan mereka harus mengikuti setidaknya 5 dari keseluruhan event tersebut. Astralis, Team Liquid, Natus Vincere, FaZe, MIBR, NiP, dan Cloud9 adalah organisasi-organisasi yang menandatangani kontrak tersebut. Meskipun memperebutkan total hadiah sebesar 250.000 USD, namun event ini tidak sekompetitif dibanding turnamen pro circuit lainnya.

Hal ini dikarenakan sistem yang digunakan yakni setiap tim bermain pada best-of one series sebanyak 5 kali dan dua tim terbaik akan melaju ke babak grand final. Tanpa adanya sistem playoff ataupun format best-of three series yang biasanya kita temukan dalam turnamen pro circuit.

Semua tim tentu memiliki batas seberapa banyak turnamen yang bisa mereka ikuti dalam setahun. Mereka harus menyesuaikan jadwal dan membatasi, tidak hanya agar dapat bertanding secara efektif, namun juga memandang faktor kesehatan para pemainnya. Contohnya Astralis yang mulai memperhatikan jadwal pertandingannya saat salah satu pemainnya yakni Nicolai “device” Reedtz, terkena masalah kesehatan karena terlalu sering bepergian jauh dan jetlag

Jika BLAST tetap meningkatkan jumlah event yang diselenggarakannya tahun depan, tentu ini akan sangat berpengaruh pada scene kompetitif CS:GO, terutama pada turnamen pro circuit. Bagaimana pendapatmu sobat esports?