Lima Perpisahan Paling Mengharukan di DOTA 2

Billy Rifki
22/02/2018 19:23 WIB
Lima Perpisahan Paling Mengharukan di DOTA 2
gosugamer, joindota, google

Belum ada sebulan sejak Dominik 'Black^' Reitmeier umumkan comeback bersama Clutch Gamers dengan roster terbaru, hari ini (22/2) dia berikan konfirmasi kepergiannya dari organisasi asal Malaysia tersebut.

Lewat pernyataan menyentuhnya via TwitLonger, Black^ membeberkan alasan mengapa ia pergi. Intinya, sejak bergabung CG, dia merasa skeptikal terhadap rekannya, serta kemampuan dan tujuan yang ingin dicapai, apalagi Black^ merasa persiapan untuk berkiprah dengan CG sangatlah kurang.

Black^ pun mengakui bahwa dia dan rekan-rekan barunya belum pernah berlatih bersama walau mengenal dan mengetahui beberapa di antaranya telah merasakan persaingan di kompetisi tertinggi DOTA 2. Tetapi itu tak mengubah kenyataan bahwa dirinya mengalami kesulitan untuk menyinkronisasi bersama tim barunya.

Dirinya juga menyadari bahwa ini bukan dikarenakan tim namun lebih pada keraguan dirinya sendiri sehingga memutuskan pergi untuk kebaikan bersama. CG pun menimpali secara bersahabat bahwa Black^ masih bantu CG untuk mencari pengganti terbaik dan akan tetap berjalan bersama dalam beberapa waktu ke depan.

Keputusan untuk cabut dari Clutch Gamers sebenarnya menggambarkan pula mentalitas Black^ yang kaya pengalaman sehingga rela berkorban demi kepentingan bersama. Ketika merasa dirinya tidak berfungsi untuk kebaikan tim, maka dia akan hengkang untuk kepentingan yang lebih besar.

Kilas balik beberapa tahun yang lalu, perpisahan mengharukan juga kerap terjadi dalam sejarah DOTA 2. Perpisahan mana yang paling menyayat hati? Silahkan kamu cek sendiri, karena Esports.ID telah memilihkan beberapa kasus transfer atau pelepasan pemain yang bikin hati terenyuh!

1. Sumpah Setia Ohaiyo

Chong Xin 'Ohaiyo' Koo adalah mantan offlaner Fnatic yang telah berjuang lalui naik turun perjalanan tim selama 2 tahun. Sementara Fnatic terus lakukan pergantian pemain namun Ohaiyo tetap setia berkostum kuning-hitam. Lalu, tibalah Jacky 'EternalEnvy' Mao, dan kolega, dengan sikap serta pembawaannya yang terlalu ambisius berkesan egosentrisme. Akibatnya, Fnatic menuntut prestasi lebih dan Ohaiyo pun dianggap sebagai pihak yang menghambat Fnatic untuk membumbung tinggi.

Bukan tanpa sebab, karena berhubungan pula dengan kepergian Saahil 'Universe' Arora dari Evil Geniuses, di mana organisasi asal Malaysia tersebut kepincut berat untuk menggaet sang offlaner kelas dunia dan mengganti Ohaiyo. Tak serta-merta menggantinya, Fnatic malah memanfaatkan Ohaiyo dulu agar tak kehilangan slot di turnamen Major yang diagendakan Fnatic, bila proses transfer dilakukan saat itu juga. Tak dapat memendam kepedihannya, Ohaiyo pun menuliskan curhatannya, dan salah satu kalimat yang akan terngiang terus adalah, A lie with purpose is one of the worst kind..

2. Runtuhnya Kepercayaan Universe

Telah bertahun-tahun lamanya sosok Saahil 'Universe' Arora mengenal anggota tim yang akhirnya tergabung di tim sama, di bawah naungan Evil Geniuses. Selalu dapat dipercaya dan diandalkan sebagai pemain, memiliki sifat rendah hati namun kaya aksi telah membuatnya disukai serta disegani baik bagi kawan maupun lawan.

Menyusul performa memburuk EG di musim 2017-2018 walau masih diperhitungkan sebagai salah satu tim terbaik di dunia, EG tak puas jadi tim medioker di kelas dunia. Entah apa yang diperhitungkan oleh manajemen EG, sampai akhirnya memutuskan mendepak Universe.

Sontak, hal itu mengagetkan banyak pihak termasuk eks kapten yang membawa EG menjuarai International 5, Peter 'ppd' Pandam. Lewat blog-nya, dia memberi saran untuk tidak 'menendang' Universe, melainkan Artour 'Arteezy' Babaev atau Syed 'Sumail' Hassan yang harusnya pergi.

Pihak EG sendiri menyatakan apresiasi dan terima kasih setinggi-tingginya atas kontribusi Universe, namun belum diketahui intrik sebenarnya apakah Universe secara sengaja dikeluarkan atau memang keputusan tersebut adalah kordinasi sesuai prosedur antara pemain dan manajemen.

Semenjak kepergian Universe, EG masih belum kembali ke jalur jawara, meskipun dapat sedikit peningkatan dengan tembus final pertamanya di Galaxy Battles, Filipina.

3. Puppey Terlahir Menang

Bila mengingat bagaimana perjalanan Natus Vincere menjadi salah satu tim legendaris dan paling disukai oleh fans DOTA 2 se-dunia, nama Puppey adalah salah satu alasan kenapa Na’Vi sempat mengecap era kejayaannya sebagai tim terkuat di dunia.

Bukan hanya sosok Danil 'Dendi' Ishutin yang jadi persona sebagai tokoh dengan penampilan memukaunya di midlane, namun nyawa sekaligus pemimpin di Na'Vi adalah Clement 'Puppey' Ivanov. Sayangnya, dengan takdir untuk terlahir sebagai pemenang (dan bukan terlahir sebagai Na'Vi!), Puppey memutuskan untuk hengkang bersama tandem setianya, Kuro 'Kuroky' Takhasomi.

Banyak spekulasi yang beredar tentang kepergian keduanya, mulai dari ketidakharmonisan yang terjadi antara Puppey dan Kuro dengan Alexsander 'Xboct' Dashkevich, sang carry yang terkenal kerap bermain agresif dan membuang-buang keunggulan. Hingga ketidakpuasan Xboct atas draft Puppey pada periode 2013-2014, walau mampu juarai tiga event Starladder, dan banyak turnamen lainnya.

Terlalu panas suasana di Na’Vi membuat Puppey tampaknya tak betah dan menggagas ide pembentukan tim baru bersama Kuroky, yakni Team Secret.

4. Alliance Tanpa Roster Legenda

Alliance akan selalu dikenang sebagai tim DOTA 2 terbaik sepanjang masa, dengan mampu ciptakan momen-momen ajaib, dan selalu punya cara untuk menang. Bermodalkan roster berkarisma membuat para pemainnya macam Gustav ‘S4' Magnusson, Henrik 'AdmiralBulldog' Akhenberg, dan Joakim 'Akke' Akterhall selalu diikuti kiprahnya. S4 yang terkenal dengan Dream Coil 1 Juta Dollar masih tetap kompetitif dan berprestasi bareng OG, sementara Bulldog sukses salurkan 'keusilannya' lewat streaming via Twitch.

Ketika roster legenda berhasil merebut gelar International 3, tim ini layaknya keluarga daripada sekedar tim, sangat kompak dan melindungi satu sama lain. Namun seiring waktu, permainan superior mereka terbaca dan makin banyak gelar juara meleset dari tangan Alliance.

Sempat berganti roster dua kali, dan akhirnya hanya menyisakan Jonathan 'Loda' Berg sebagai carry sekaligus penerus legenda di Alliance. Masih terbawa-bawa kenangan manis sebagai pemegang gelar Aegis of Champion di tahun 2013, Loda kumpulkan kembali roster legendaris dengan berharap tuai hasil identik seperti sedia kala.

Apa mau dikata karena takdir berkata lain, di mana sebagian besar tim tampil semakin kuat serta permainan Alliance tidak lagi semenakjubkan dulu. Walau berhasil rengkuh gelar WCA dan StarLadder di tahun 2016, perubahan meta membuat Alliance ngos-ngosan di turnamen besar.

Munculnya pemain kuat dan tim pesaing baru memaksa Alliance untuk kembali bubar dan bertransformasi. S4 tinggalkan peran midlane di Alliance, dan bergabung ke Team Secret, lalu berperan jadi offlaner di OG. Akke dan EGM sempat bentuk beberapa tim baru namun hasilnya tak bisa menjulang.

Meski begitu, Akke dan Bulldog tetap menjadi bagian dari Alliance, sebagai streamer yang sajikan konten campuran mulai dari guide DOTA 2 hingga guyonan ala narsistiknya. Hanya Loda yang bertahan dan konsisten untuk perbaiki warisan Alliance agar tak pudar digulung waktu.

5. Ditendang Setelah Juarai TI

Tidak ada yang lebih pahit dan menyedihkan dengan apa yang dialami oleh Kurtis 'Aui_2000' Ling. Bergabung dengan EG sejak bulan Januari 2015, dan turut serta menyumbang torehan tertinggi yakni gelar International, Aui malah di-'kick' tak beberapa lama setelah kemenangannya.

Penyebabnya tak lain adalah, setelah diklarifikasi oleh PPD (kapten tim EG saat itu), Aui bukanlah rekan setim yang baik, dan tidak hanya buruk dalam berkomunikasi tapi juga kerap menciptakan suasana yang stres dalam tiap pertandingan. Walau PPD mengakui betapa berbakatnya Aui sebagai pemain, namun dalam konteks kompetisi, dirinya tak menyangka kesulitan yang harus EG alami semasa mereka kerja dalam satu tim.

Aui memang berkontribusi besar pada kemenangan EG di tahun 2015, namun itu semua tak disangkal adalah pengorbanan tiap member EG untuk memberikan ruang untuk keegoisan Aui, sebagai hero support yang sering merengek untuk meminta farm. Meski terbayarkan karena banyak pertandingan yang berbuah kemenangan, namun menurut PPD tiap pertandingan berubah menjadi pertandingan paling sulit ketika bermain dengan Aui.

Setelah dikeluarkan pada bulan Agustus 2015, Aui kembali bermain untuk EG di bulan Maret 2016 untuk bermain sebagai carry, posisi yang memungkinkan dia untuk mendapatkan farm dan diprioritaskan. Tapi baktinya tidak lama juga karena dia kembali digantikan oleh Ludwig 'Zai' Wahlberg.

Upcoming Tournament Lihat Semua >
Belum ada event
Ongoing Tournament Lihat Semua >
Belum ada event
Video Pilihan
Solo MMR
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
Team MMR
1 Team Falcons 1713
2 Tundra Esports 1556
3 BetBoom Team 1541
4 CyberBonch-1 1520
5 Xtreme Gaming 1506
6 Gaimin Gladiators 1483
7 Team Liquid 1482
8 G2 x iG 1452
9 VGJ Storm 1450
10 Aurora.1xBet 1436