Perusak Hegemoni Unggulan, Kiprah Wakil SEA di TI8

Billy Rifki
14/08/2018 15:08 WIB
Perusak Hegemoni Unggulan, Kiprah Wakil SEA di TI8
Esports.ID

Tangguh walau diremehkan! Kira-kira itulah nasib tim perwakilan dari SEA yang kurang diperhatikan oleh calon lawannya di The International 8. Butuh berapa banyak bukti lagi sampai tim-tim barat dan timur menyadari bakat dari Asia Tenggara tak kalah mentereng dibanding mereka.

Dengan tiga wakil terbaik SEA yang kenyang pengalaman jadi kuda hitam, salah satu dari mereka siap tukar posisi dengan unggulan untuk menjadi pesaing utama Aegis of Champion.

Mau sebut nama? MidOne yang memperkuat Secret punya bakat luar biasa dan tak banyak pemain yang bisa menandingi ketangkasannya. Abed yang menohok dunia dengan permainan Meepo sempurna sampai legenda hidup Mushi dan IceIceIce yang masih disegani sebagai pemain bintang. Namun TI8 bukan ajang perorangan, Mineski, TNC Predator, dan Fnatic akan kerahkan kekuatan untuk menjadi penguasa Asia, juga dunia.

MINESKI

- Chai "Mushi" Yee Fung

- Kam "Moon" Boon Seng

- Darly "iceiceice" Koh Pei Xian

- Anucha "Jabz" jirawong

- Michael "ninjaboogie" Ross jr

Musim ini, Mineski sedang naik daun. Bisa dibilang merekalah satu-satunya tim SEA paling sukses tahun ini dengan torehan piala Minor dan Major di sabuk mereka. Semua tak lain berkat keseriusan Mushi dan hasratnya menjadi juara yang tak pernah padam. Dipadukan dengan rekan lamanya, Iceiceice yang kreatif, Mineski menjelma menjadi kekuatan tak terduga.

Kekompakkan mereka tak kalah dengan tim terbaik seperti Liquid ataupun PSG.LGD. Agresifitas mereka setara dengan VP walau baru berumur setahun. Iceiceice yang bergabung dengan Mushi, turut serta membawa Jabz pasca kegagalan menembus TI7. Mushi selaku pilar utama, mengendus bakat midlane anyar pada diri Moon, atau publik Indonesia mengenalnya dengan nama NaNa. Sementara Ninjaboogie jadi pondasi Mineski, sosok drafter dan pilot di menit-menit pertama permainan.

Hasilnya, gabungan kekuatan yang tak saling menutupi namun bersinergi dengan baik menghasilkan Mineski capai raihan maksimal di PGL Open Bucharest dan DAC 2018. Mereka juga sukses mejeng di papan tengah ke atas klasemen pada beberapa turnamen Pro Circuit. Artinya tim mereka kuat dan konsisten.

Satu hal yang paling diwaspadai lawan ketika berhadapan dengan Mineski tentunya teror Iceiceice. Dia bisa memainkan segala jenis hero dengan tingkat kejeniusan berbeda dibanding offlaner lain. Pangolier, Broodmother, Tidehunter, Magnus, dan segala jenis hero yang diberikan, iceiceice bisa memainkannya.

Tentu ada kalanya Iceiceice tak berkembang, maka di situlah peran terbaru dari Jabz. Meniru gimik dari Iceiceice menggunakan hero-hero tidak biasa dan melakoni support seperti Nature Prophet atau deretan penebar terornya yang disegani macam Clockwerk, Tuskar dan Nyx Assasin. Sementara itu, Ninjaboogie tak banyak tingkah soal draft karena dia hanya memastikan pilihannya sesuai dengan strategi Mineski dan sebisa mungkin menyulitkan lawan. Sejauh ini, yang paling sering diperagakan adalah Silencer dan Jakiro.

Tapi yang paling menolong Mushi menjadi sosok carry yang bisa diandalkan adalah peran dari Moon. Kemampuannya sebagai midlaner menyita atensi lawan untuk menekannya, dan praktis membuat beban Mushi berkurang. Hebatnya, Moon bisa bermanuver dengan baik dan berdiri dominan sebagai solo mid tim Mineski. Dia bahkan tak ragu menggunakan Shadow Fiend atau Invoker jika dirasa hero itu pilihan tepat.

Siapa dua tim SEA perusak hegemoni berikutnya? Cek halaman sebelah!

TNC PREDATOR

- Marc "Rave" Fausto

- Armel "Armel" Paul Tabios

- Sam "Sam_H" Hidalgo

- Timothy "Tims" Randrup

- Carlo "Kuku" Palad

Bertahun-tahun jadi kuda hitam, TNC mungkin masih betah dengan label tersebut. Kepercayaan diri mereka dengan membawa nama All-Filipino Squad ke Kanada layak diacungi jempol.  Beruntung tak hanya pengakuan formal yang mereka harapkan, karena TNC Predator terkenal nyali melawan tim manapun bahkan unggulan sekalipun.

Pembenahan yang mereka lakukan dengan mendatangkan Armel, merotasi Kuku, dan mengeksploitasi kecerdikan dari Tims berbuah kekuatan menakutkan di kancah regional maupun internasional. DAC 2018, mereka hampir saja masuk final andai bertemu lawan yang lebih mudah daripada VP. Itupun Raven dan kawan-kawan masih berhasil mencuri 1 kemenangan dari tim asal CIS tersebut dan di game sebelumnya menumbangkan OpTic Gaming serta Liquid.

Melihat performa mereka yang selalu trengginas, TNC hampir pasti finish menengah. Cuma nasib undian grup yang sial saja mungkin menjeremuskan mereka pada posisi antara 9-13.

Kedua core dari TNC suka hero greedy. Namun Armel dan Raven berbeda tipe permainan. Sebagai carry, Raven adalah salah satu yang terbaik di dunia, dalam urusan farm. Dia tahu cara mendulang ekonomi di menit-menit awal untuk bisa menciptakan momentum pada mid game. Sementara Armel orang yang efektif dalam gank, tiap rotasinya pasti berbuah sesuatu dan dia kuat menahan di lane. Itu mengapa hero seperti Bloodseeker, Dragon Knight, dan Outworld Devourer jadi andalannya.

Tapi bukan rahasia bahwa kunci dari TNC Predator adalah sang support Tims. Terkenal dengan Naga Siren-nya yang menjadi core sesungguhnya mampu mengimbangi farm Raven. Transisinya sebagai support roamer ke lane support sangat smooth. Bahkan beberapa pemain support besar kesulitan melakukan transisi karena kehilangan pegangan bermain seperti JerAx yang agak terbata-bata di meta lane support karena terbiasa menjadi roamer. Dengan skill micro yang baik, Tims bisa melakukan farm terpisah dari carry maupun core lainnya.

Masih ada satu tim SEA lain yang siap merontokkan para unggulan! Fnatic!

FNATIC

- Jacky "EternalEnvy" Mao

- Abed "Abed" Yusop

- Saahil "Universe" Arora

- Djardel "DJ" Mampusti

- Johan "Pieliedie" Astrom

Wakil terakhir SEA ini cenderung meletup-letup. Refleksi dari sang carry sekaligus pilar utama seri Fnatic tahun ini terbentuk. EE-sama yang terkenal daengan aksi fiftEE-fiftEE, kerap melakukan big play atau hal konyol tanpa terduga sama sekali. Tapi dia berhasil mengantar Fnatic beberapa kali pecundangi TNC dan Mineski ke jatah Pro Circuit. Pertanda bahwa EE tak selamanya blunder dalam memimpin.

Keberhasilan Fnatic lolos perdana di SEA qualifier juga bukti rekannya masih percaya dengan Envy, walau peluang mereka memukau di main event meragukan. Pasti ada aksi-aksi terkenang dari Fnatic seperti game terlama atau feed tak karuan yang jadi ciri khas tim asal Malaysia ini.

Beruntung, ide gila Envy kini bisa diperhitungkan lebih masak dengan masuknya Universe. Salah satu offlaner terbaik dunia mengembangkan kemampuannya dengan mengikuti jejak Envy di Asia Tenggara sekaligus membuktikan bahwa dia adalah material yang dibutuhkan untuk membuat tim juara, dan bukan dirinya yang mencari rekan hebat untuk menjadi juara.

Terbiasa dengan peran solo offlane mainkan hero andalan Dark Seer dan Faceless Void, Universe temukan tempat untuk Enigma, Tidehunter tanpa melupakan jagoan klasiknya, Batrider dan Omniknight.

Tentu bila perhitungan dua kali Universe masih dibuyarkan EternalEnvy, ada Abed yang bisa kembalikan keadaan dengan kemampuannya. Berbakat sejak usia muda, Abed semakin matang dalam bermain. Kini bukan hanya Meepo atau Invoker yang diperlukan untuk mengunci pemuda satu ini, mustahil banned semuanya. Queen of Pain dan Storm Spirit sedang dalam fase digemari. Meski hero klasik seperti Dragon Knight atau Visage akan jadi pilihan untuk Abed.

Sokongan duet support terbaik dunia harusnya bisa jatuh ke duo Fnatic. Pieliedie dan DJ gabungan pengorbanan dan big play dalam tiap pertandingan Fnatic. Pie mungkin sedikit pemain support yang bisa bermain cantik tanpa butuh waktu ekstra untuk farm. Tanpa sepatu pun dia akan tetaskan permainan berbahaya untuk kebutuhan Envy. Di lain pihak, Dj adalah sosok playmaker yang memahami mekanik hero dan gameplay dengan sangat baik. Keahliannya menjadi Earth Spirit, atau yang sedang ditakuti adalah support Windranger-nya. Kembali CM juga akan menggoda DJ untuk kembali melirik sang pengendali es dan salju.

Prediksi Peringkat

Ketiga tim SEA terkenal bandel dan tak mudah menyerah. Mereka semua masuk klasifikasi kuda hitam dan punya potensi menjungkirbalikan para unggulan. Fnatic tak terlalu mengecewakan tiap lolos ke Pro Circuit musim lalu. tentu butuh lebih dari sekedar nostalgia untuk membuktikan diri layak di jajaran top TI8.  Kehadiran Universe memastikan Fnatic setidaknya mengunci peringkat menengah ke bawah.

Mineski punya kesempatan paling besar menantang juara. Bila tim ini tidak bertemu dengan pesaing SEA lainnya di main event. Rasa saling kenal bisa merusak rencana mereka dan menggugurkan Mushi dari persaingan juara, minimal 5 besar.

TNC Predator mungkin bisa memberikan pertandingan seru, tapi masih ada sisi agresifitas yang bisa dieksploitasi. Suka keasyikan menubruk pertahanan lawan dan membuang keunggulan jadi tabiat alamiah TNC Predator yang bisa membuyarkan mimpi mereka finish tinggi di TI8, bahkan malah terjerumus di papan bawah.

Upcoming Tournament Lihat Semua >
Belum ada event
Ongoing Tournament Lihat Semua >
Belum ada event
Video Pilihan
Solo MMR
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
Team MMR
1 Team Falcons 1743
2 Xtreme Gaming 1568
3 BetBoom Team 1521
4 Team Liquid 1521
5 CyberBonch-1 1520
6 Gaimin Gladiators 1489
7 Tundra Esports 1480
8 Azure Ray 1465
9 VGJ Storm 1450
10 OG 1441