DOTA 2 Terlalu Toxic, Pemain Ini Berpaling ke LOL!

Billy Rifki
03/01/2020 14:04 WIB
DOTA 2 Terlalu Toxic, Pemain Ini Berpaling ke LOL!
vpesports

Beberapa waktu lalu, komunitas esports tersita dengan debat sengit yang terjadi antara Notail, juara kompetisi The International DOTA 2 dua kali berturut-turut melawan Doublelift, AD carry dari tim Liquid di gim League of Legends.

Seperti yang kita ketahui bersama, kedua gim beserta komunitasnya sudah tersulut perdebatan panas soal siapa paling original, dan tentunya gim mana yang paling menuntut skill.

Namun bukan itu yang akan dibahas Sobat Esports, melainkan sosok Garter alias Ylli Ramadani. Ia adalah pemain DOTA 2 yang malang melintang di dunia profesional. Bisa dikatakan ia adalah salah satu pemain yang cukup berbakat namun banyak ketiban apes.

Hal ini membuat kecintaan dan bakatnya bermain DOTA 2 tidak lagi memberikan kebahagiaan batin terlebih masa depan yang sejahtera. Ia akhirnya memiliki resolusi untuk berkarir di League of Legends di tahun 2020.

Apa penyebab Garter menyerah dan beralih di DOTA 2 dengan memilih LOL?

Ia menuturkan dalam tulisan curhatnya, sikap toxic pemain DOTA 2 yang tak karuan membuatnya merasa tak menikmati permainan. Kehadiran orang-orang toxic yang arogan dan ingin menang sendiri membuat upaya stream yang Garter lakukan jadi tidak menarik untuk dipersembahkan pada pengikut kanal streamnya.

Bukan cuma masalah toksisitas, ia membeberkan beberapa problem ekosistem profesional yang membuat banyak tim dan pemain berpotensi urung maju secara konsisten di kancah profesional DOTA 2.

Misalnya, Garter menjelaskan, tim yang mampu menggaji pemain dengan kisaran $500 per bulan bisa memboyong pemain incarannya kapan pun dari siapa pun. Garter punya banyak pengalaman pribadi dalam hal ini.

Misalnya, pernah ia bermain dengan tim Mastermind dan berlatih selama berbulan-bulan untuk menghadapi kualifikasi terbuka TI9. Yang terjadi selanjutnya adalah para koleganya di rekrut oleh tim Infamous dua hari jelang qualifier dimulai dan mereka semua di boyong untuk bermain dari Amerika Selatan.

Garter juga pernah menjalani masa meniti karir sebagai pemain tier 2. Level ini jauh lebih kelam dari problema sebelumnya. Soal hadiah turnamen yang tak kunjung dibayar sampai tawaran-tawaran halusinasi dari tim-tim baru yang bisa jadi cuma berkata manis ketika mau lalu pergi bila saatnya membayar kewajiban tiba.

Garter berharap hal tersebut tak akan ia temukan kembali di LOL. Ia mengaku sudah jatuh cinta dengan LOL dan siap untuk bermain kompetitif walau prasyarat bermain ranked match saja ia belum temui.

Ya semoga Garter bisa lebih sukses main di LOL ketimbang DOTA 2 yah guys. Kalau kalian #anakdota apa #anaklol nih sobat Esports?

Upcoming Tournament Lihat Semua >
Belum ada event
Ongoing Tournament Lihat Semua >
Belum ada event
Video Pilihan
Solo MMR
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
Team MMR
1 Team Falcons 1650
2 BetBoom Team 1556
3 Xtreme Gaming 1543
4 Tundra Esports 1539
5 CyberBonch-1 1520
6 Team Liquid 1513
7 Azure Ray 1465
8 OG 1455
9 Gaimin Gladiators 1453
10 VGJ Storm 1450