First Warriors Karantina Peserta 16 Hari, Buat Apa?

Billy Rifki
30/10/2019 14:25 WIB
First Warriors Karantina Peserta 16 Hari, Buat Apa?
Esports.ID

Hari Minggu, tanggal 27 Oktober 2019 lalu, jadi akhir perjalanan audisi peserta First Warriors. Sebanyak 48 pemenang dari 6 kota di Indonesia diberangkatkan ke Jakarta untuk melalui tahapan karantina dan audisi.

Sesuai dengan konsep First Warriors sebagai "The First Esports Audition in Indonesia", mungkin juga di dunia, maka peserta pun dihadapkan pada situasi asing, bertemu orang-orang baru yang jadi pesaing mereka sekaligus teman sekamar selama menjalani masa rantau.


Peserta First Warriors terkejut usai didatangkan tiba-tiba ke FFIM

Fase karantina sendiri dimaksudkan agar peserta bisa mempelajari disiplin, beradaptasi dengan rekan baru, dan mendapatkan pembekalan secara skill maupun mental oleh pakar esports terbaik yang bisa dihadirkan oleh penyelenggara.

Hal ini guna menjawab kekhawatiran akan citra buruk pemain profesional yang kerap bersikap negatif baik dalam lingkungan internal, juga secara publik. Setidaknya, itu yang diharapkan oleh First Media dan Yamisok sebagai pengusung audisi esports ini, yakni melahirkan calon gamer pro yang tak cuma skillfull tapi beretika.


Aktivitas pagi seperti olahraga tidak boleh dilewatkan agar peserta tetap fit selama karantina

Lantas, pelajaran apa saja yang 48 peserta dapatkan setelah melalui karantina 16 hari di Aryaduta Hotel Karawaci (plus fase Audisi di Highgrounds Indonesia PIK)?

Halqi misalnya, juara kedua di grand final First Warriors bersama tim Epic Warriors, asuhan Meri Olivia mengatakan "Aku mendapatkan keluarga baru dari 16 hari karantina yang singkat di First Warriors. Selain itu, First Warriors juga melatih mental kita untuk berani melakukan hal baru seperti konten syuting, bergaya di atas panggung dan banyak pembekalan lainnnya."


Owner NXL, Richard Permana turut hadir membekali Warriors agar jadi atlet esports yang sukses

Ke-48 peserta bersama-sama menjalani rutinitas setiap harinya selama tinggal di masa karantina. Bagi mereka yang disiplin tentunya mendapat reward sementara peserta kerap terlambat mengikuti jadwal pastinya diberi konsekuensi, meski tidak ada hukuman fisik yang kami berlakukan. Mereka mau tak mau harus bekerjasama dan saling mengingatkan tim, dan juga teman sekamar, agar tidak tertinggal arahan harian yang telah ditetapkan panitia di hotel.

Pertemuan dengan peserta lain juga jadi kesan tak terlupakan di benak 48 peserta First Warriors. Rizqi Thalib, salah satu peserta asal Medan, berkata "Audisi ini memberi aku kesempatan untuk bertemu teman baru dari 6 kota (Medan, Batam, Bandung, Surabaya, Semarang & Jabodetabek - red). Karantina buatku punya makna dan pelajaran yang sangat berarti tentang kehidupan, kebersamaan, kekeluargaan, tolong menolong dan saling support. Aku rindu sekali masa-masa karantina."


Sesi pertemuan sekaligus pembekalan dari mentor Skyla, Kapten Liong, Meri Olivia, dan Kulgar

Peserta tak cuma mendapat suasana nyaman tinggal di Aryaduta, namun pembekalan dari pakar serta juri / mentor kompeten seperti Skyla, Meri Olivia, Katpen Liong, dan duo Kulgar menambah wawasan mereka lebih lagi soal bermain Free Fire. Kesempatan ini sangat langka dan sulit didapatkan di tempat lain, apalagi bagi para peserta yang berangkat dari sekedar pemain amatir di daerah-daerah.



Peserta diwajibkan aktif dalam kegiatan dengan diskusi dan tanya-jawab

Semoga para Warriors musim pertama bisa terus menerapkan ilmu yang telah mereka dapat dari karantina dan berhasil meniti karir esports mereka lebih bersinar di masa depan.

Namun jangan berkecil hati bagi para calon Warriors yang belum berhasil terpilih di season pertama. Kabarnya, First Warriors akan kembali lagi untuk mencari bakat-bakat tersembunyi di daerah. So, are you ready to be the next Warriors?