Disinggung Jokowi dalam Debat Capres, Gimana Posisi Industri Esports Tanah Air?

Rendy Lim
15/04/2019 15:07 WIB
Disinggung Jokowi dalam Debat Capres, Gimana Posisi Industri Esports Tanah Air?
eSports Piala Presiden ONIC

Debat calon Presiden dan Wakil Presiden periode terakhir yang berlangsung semalam membahas banyak topik-topik tentang permasalahan dalam tatanan negara Indonesia. Mulai dari ekonomi, sosial, politik, hingga teknologi. Setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden saling bertukar gagasan tentang kebijakan yang akan mereka terapkan untuk berbagai permasalahan tersebut. 

Menariknya, topik tentang esports juga sempat disinggung dalam debat ini. Membahas tentang esports dan Mobile Legends, Paslon 01 lantas mempertanyakan tentang bagaimana pihak Paslon 02 akan memberikan support untuk industri yang sedang berkembang pesat di Indonesia dewasa ini.

Ridel (tengah), Peraih Medali emas dalam cabor esports Clash Royale, Asian Games 2018

Sebagian ada yang puas dengan jawaban yang diberikan, beberapa tidak. Industri esports memang masih bisa disebut 'anak kemarin sore' di Indonesia. Perkembangannya yang baru menanjak beberapa tahun belakangan ini masih belum berhasil menarik perhatian masyarakat serta pemerintah untuk menaruh 'concern' penuh pada olahraga elektronik dibanding permasalahan pada sektor lainnya.

Namun, bagaimanakah perkembangan esports sebenarnya saat ini sehingga industri ini 'layak' mendapat perhatian sebagaimana sektor-sektor lainnya juga? Berdasarkan survey dari Newzoo, pada tahun 2019 ini diprediksikan revenue dari esports global akan meningkat hingga 1,1 milyar USD, berkat peningkatan signifikan yang mencapai 26.7% setiap tahunnya. Bahkan angka ini diperkirakan akan mencapai 1.8 milyar USD di 2022, dengan skenario optimis pada angka 3.2 milyar USD, serta skenario pesimis di 1.3 milyar USD. 

Perkembangan marketnya di Asia, termasuk Indonesia tidak hanya terbatas pada penjualan item in-game atau pertandingan turnamen semata. Organisasi-organisasi esports mulai menunjukkan keseriusan mereka dalam menginvestasikan uangnya dalam industri ini, bahkan EVOS Esports, salah satu organisasi esports di Indonesia baru saja menyelesaikan pendanaan Series A nya pada bulan Maret kemarin. Tidak hanya itu, brand-brand endemik juga melihat adanya peluang yang menarik dalam industri esports.   

Salah satunya adalah Indofood, perusahaan konglomerat yang bergerak disektor Food and Beverage (F&B) ini bahkan tidak segan untuk menjadi sponsor utama untuk turnamen sekelas ESL Indonesia Championship yang menyediakan prize pool hingga 100.000 USD atau sekitar 1,4 milyar Rupiah. Tidak hanya itu, brand kopi Torabika pada bulan lalu juga mengadakan turnamen gim battle royale berbasis mobile, PUBGM yang mempertandingkan tim-tim dari berbagai kampus-kampus di Indonesia. 

Selain itu pada sektor pendidikan, tidak sedikit kampus bahkan sekolah yang telah memasukkan program atau kurikulum tentang esports ke dalam mata pelajaran hingga program jurusan di perguruan tinggi. Selain peluang dari industri esports yang besar, ketersediaan lapangan kerja yang beragam dalam sektor bisnis ini membuat esports layak untuk dipelajari dan dibekali untuk generasi muda saat ini. Tidak hanya menjadi atlet esports, peluang kerja dibalik layar yang tak kalah menjanjikan baik dari segi jenjang dan bayarannya membuat bidang ini menjadi tren pekerjaan baru untuk generasi muda. 

Membahas tentang industri esports sebenarnya tidak berbeda jauh jika kita mengingat pembahasan tentang industri 4.0 yang sempat diperbincangkan pada debat-debat sebelumnya juga. Sama halnya dengan perkembangan e-commerce serta mode transportasi berbasis teknologi seperti Tokopedia dan Go-Jek, Industri esports juga didasari oleh perkembangan teknologi. Tak hanya dari Kemenpora, industri esports dewasa ini mendapat dukungan dari beragam instansi pemerintah, seperti Kominfo, Bekraf, KSP hingga Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

Perhatian yang diberikan oleh pemerintah kepada industri esports juga tidak hanya wacana semata. Pastinya untuk kamu yang sering datang ke turnamen-turnamen esports di Jakarta dan sekitarnya pernah melihat perwakilan dari pemerintah yang datang untuk memberikan kata sambutan dan semangat serta janji untuk memanjukan industri esports. Salah satu perwujudan janji tersebut adalah terselenggaranya Piala Presiden Esports yang mempertandingkan gim Mobile Legends

Ditambah lagi, meski sering dianggap sebelah mata hingga mendapat cap negatif dari masyarakat karena beberapa permasalahan sosial yang disebut timbul akibat bermain gim, namun keberhasilan cabang esports untuk tampil sebagai exhibition match di perhelatan olahraga Jakarta Palembang Asian Games 2018 tentu menjadi batu loncatan yang besar, membuktikan bahwa esports tidak hanya sekedar 'bermain gim'. 

Terlepas dari pemilihan presiden ini, tentunya kita berharap pemerintah tetap terus memberikan perhatian serta dukungannya kepada industri esports. Tidak hanya dalam turnamennya, namun industri esports secara keseluruhan, mulai dari pengembangan gim, kesejahteraan atlet, infrastruktur, teknologi, hingga SDM yang mampu bersaing di level internasional. 

Kalau Sobat Esports sendiri, bagaimana pendapatmu?