Rahasia ONIC Juara di MSC 2019 Pakai Draft Tak Lazim

Billy Rifki
24/06/2019 09:03 WIB
Rahasia ONIC Juara di MSC 2019 Pakai Draft Tak Lazim
youtube, Esports.ID

Salut! ONIC Esports kembali buktikan arogansinya dengan menyabet gelar MSC 2019 di Filipina. ONIC memastikan kemenangan usai mengulang laga nostalgia dengan rival senegara, Louvre Esports.

Terlihat mudah bagi Udil dan kawan-kawan membuat Louvre tumbang walau sudah melakukan perlawanan mati-matian. Apalagi ONIC kerap menampilkan draft-draft di luar kelaziman pemain Mobile Legends di rank tinggi sekalipun.


Draft ONIC vs Louvre di match pertama

Kalau kalian memperhatikan di final yang berkesudahan 3-0 untuk ONIC. Pasukan landak ini selalu menghiraukan keseimbangan draft dan lebih memilih pada hero populer yang sesuai gaya mereka.

Terlihat dari match pertama, ONIC tak peduli melepas duo marksman berbahaya yakni Karrie dan Claude. Mereka lebih yakin dengan lima hero melee yang agresif seperti Selena, Thamuz, dan Esmeralda.

Tentu saja, Louvre melihatnya sebagai celah untuk dimanfaatkan secara maksimal. Tengok hero mereka yang sekilas terlihat seperti ancaman mematikan untuk petarung jarak dekat. Kimmy, Diggie, Gusion, Grock, dan  Lapu-lapu. Hasilnya tetap saja, ONIC membantai Louvre dengan 21 kill berbanding 3, plus penutup ikonik taunt di markas lawan.

Tak jauh berbeda pula dengan draft di match kedua dan tiga, ONIC kembali memilih lima melee untuk menumpas Papi Marsha dan timnya. Lantas, apakah draft lima hero melee tersebut jadi rahasia juara ONIC?

Bukan begitu juga, karena triknya adalah ONIC tahu cara mengoptimalkan kelebihan tiap hero yang mereka pilih, dan sekuat apa potensinya bila disatukan dengan hero lain pada tiap fase permainan.

Bukan rahasia lagi bahwa ONIC gemar menyerang secara brutal, namun masih sedikit sekali tim yang mampu menyamai level agresi mereka.

Sebagai contoh, di match pertama, AntiMage yang memakai Thamuz memotong minion agar mendapat level lebih cepat. Hal ini kebiasaan standar bagi user Thamuz. Rotasi selanjutnya yang tentukan jalan pertandingan. Dia membantu untuk kontes buff Louvre dan sukses memberikannya ke SaSa. Pemain mage pasti mengerti rasa frustasi melalui early game tanpa buff.

Menit selanjutnya, ONIC mengamankan dua gold buff plus satu first blood hasil membunuh Kido. Kisah selanjutnya hanya momentum yang makin menggulung untuk ONIC. Mereka menjaga keunggulan dengan berkumpul sedini mungkin dan mendapatkan turtle maupun turret bersama-sama. Adapun AntiMage dibiarkan berpisah dengan tugas menjaga lane tercuri.

Konsistensi ONIC bermain tetap agresif menunjukkan rasa haus mereka akan kemenangan dan prestasi. Skema yang mereka lakoni mungkin sama setiap hari, namun belum ada satu tim pun yang mampu terbang setinggi mereka di angkasa.

Sampai kapan kemenangan ONIC berlanjut?