Grock Catat Winrate Buruk di Minggu Perdana MPL S5

Eric Soejatno
13/02/2020 10:39 WIB
Grock Catat Winrate Buruk di Minggu Perdana MPL S5
Langganan Diambil, Grock Justru Mencatatkan Winrate buruk di minggu pertama MPL Season 5

Grock, hero tanker satu ini tampak populer dipilih pada minggu perdana MPL Season 5. Kemampuanyang mengerikan saat early game membuat banyak tim memperebutkannya. Tercatat, Grock dipilih sebanyak 13 kali dari 18 pertandingan pekan pembuka MPL Season 5.

Ironisnya, dari 13 pertandingan, Grock hanya menang sebanyak 3 kali saja atau 23,08%. Kira-kira apa penyebab winrate yang rendah dari hero ini meski dengan pick rate tinggi? 

MPL Season 5 memang menghadirkan meta yang variatif, membuat peran tanker bisa saja digantikan dengan support seperti Kaja atau Selena hingga Valir. Meski begitu, Grock tetap dipilih sebagai tank mengingat Khufra masuk ke langganan ban. Tercatat di minggu pertama, Khufra dibanned sebanyak 13 kali.

Grock punya paket komplit sebagai tank. Damage yang sakit berkat Power of Nature di early game, defense tebal dari skill pasifnya ketika dekat tembok atau turret, hingga mampu menghalangi musuh untuk kabur, serta inisiator menggunakan Wild Charge.

Sebagai tank, tugas Grock memang fokus sebagai inisiator hingga memberi perlindungan bagi hero carry tim. Pemilihan talent Flicker oleh rata-rata pengguna Grock mengarahkan hero ini agar dapat memberi kejutan untuk membuka teamfight ataupun kabur saat terdesak. Sayang, Grock Flicker tidak terlalu efektif jika berkaca pada winratenya di minggu pertama kemarin. 

Namun apakah faktor skill mempengaruhi winrate yang buruk dari Grock? Komposisi hero menurut penulis yang menjadi alasan utama. Ambil contoh ketika RRQ menghadapi Geek Fam. Saat itu Grock dipakai oleh Joshua “LJ” Darmansyah menggunakan talent Retribution di dua game berturut-turut..


RRQ memiliki 4 hero crowd control saat match tersebut yaitu Cyclops, Akai, Chou, dan juga Grock, membuatnya memiliki keunggulan penuh saat teamfight. Grock dengan Retribution punya tugas mengamankan objective saat terjadi perebutan sengit, ataupun memberikan efek slow agar musuh tidak gampang kabur. 

Sedangkan di game kedua, RRQ hanya memiliki dua hero yang crowd control yaitu Jawhead dan Grock. Namun, mereka dilengkapi damage dealer terbaik yakni Wanwan, Lunox, dan Carmilla. Hampir sama seperti game pertama, Grock bertugas melakukan rotasi penting, mulai dari menemani carry mendapatkan objective atau kill, hingga membuka vision map. 

Melihat Grock yang banyak dipakai, kemungkinan besar hero ini akan kembali diperebutkan dalam minggu-minggu selanjutnya. Namun tim yang memakai tentunya belajar dari kesalahan-kesalahan di game sebelumnya mengingat Mobile Legends merupakan game yang mengandalkan kerjasama tim bukan kemampuan individu. 

Bagaimana pendapatmu tentang Grock dari LJ nih Sobat Esports?