Kaleidoskop: 20 Puncak Prestasi eSports di Tahun 2017

Penulis Redaksional
28/12/2017 13:00 WIB
Kaleidoskop: 20 Puncak Prestasi eSports di Tahun 2017
Illustration eSports.id

Lazimnya menjalani sebuah kompetisi, kita pasti ingin menang dan menggapai prestasi puncak. Selain memperoleh pengakuan sebagai yang terbaik dengan titel juara yang disematkan, kamu pun menjadi sang pengukir sejarah dan namamu akan terus dikenang sepanjang zaman. Kesempatan yang langka namun proses pencapaiannya juga bisa memberi makna lebih untuk mendorongmu tetap berjuang meraihnya.

Hitungan hari saja menjelang tutup tahun, kami ingin merekam momen-momen pencapaian puncak prestasi oleh para duta eSports dari berbagai cabang game yang telah merampungkan berbagai kompetisi ataupun turnamen internasional dengan torehan gelar juara dunia di tahun 2017 ini. Dapat mengalahkan tim-tim maupun individu terbaik dari perwakilan negara lain menjadikan mereka sebagai panutan bagi insan gamer untuk berprestasi lebih baik dan menjangkaunya di kemudian hari.

Jangan berkecil hati juga, karena di beberapa lembaran peristiwa berikut ini sejumlah tim asal Indonesia turut mewarnai persaingan ketat dan bergengsi di dalamnya. Meski masih minim gelar, tapi langkah demi langkah menuju prestasi membanggakan dari bumi Nusantara terbentang luas, dan tinggal bagaimana semua penggiat eSports di tanah air bahu membahu menatanya agar jalan beriringan sepadan. Dukung terus eSports Indonesia!

Angkat Trofi Juara Dunia di PBIC 2017, RRQ Endeavour Harumkan Nama Bangsa!

Melibatkan beberapa perwakilan negara dan kawasan seperti Thailand, Brazil, India, Filipina, Amerika Serikat, Peru, Turki, Eropa, Rusia, dan Indonesia sebagai tuan rumah, diwakili oleh dua tim yakni RRQ Endeavour dan RAFTEL (melalui jalur PBNC 2017).

RRQ Endeavour

Meski RRQ Endeavour dan RAFTEL berhasil melaju hingga babak semifinal, namun keduanya harus  berjibaku untuk mengambil satu slot di final. Sementara partai semifinal lainnya mempertemukan Ozone, wakil Thailand dan AoeXe, tim asal Rusia. RRQ Endeavour pun berhasil menundukkan RAFTEL, sedangkan AoeXe lebih dahulu mengandaskan perlawanan tim Ozone.

Terus mendominasi di setiap game berkat kepiawaian Yulius 'NextJacks', RRQ pun berhak menyandang titel juara dunia di depan dukungan para Troopers yang setia menyemangati sepanjang turnamen. RRQ Endeavour berjaya di ajang Point Blank International Championship 2017 dan sejajarkan nama Indonesia di persaingan atas negara-negara peserta lain. Kian berbuah manis dengan penghargaan MVP bagi 'NextJacks' yang tampil pedas bagi lawan sekaligus memukau di mata segenap penonton yang hadir saat itu.

Bangkit dari Kekalahan, Qudans Juara Baru Tekken World Tour 2017

Pagelaran Tekken World Tour 2017 yang berlangsung di San Francisco pertengahan November lalu hadirkan berbagai momen menegangkan, mulai dari kebangkitan pemain, keajaiban hingga hadirnya juara dunia baru Tekken. Son Byung-moon atau yang akrab dengan nick Qudans menjadi tokoh utama dalam Tekken World Tour 2017 dengan berhasil mengandaskan rekan senegaranya Choi 'Saint' Jin Woo dengan skor 3-1.

Son Byung-moon (Qudans)

Di partai final, Qudans yang menggunakan karakter Devil Jin bermain maksimal dan berhasil sarangkan Rage Art pada detik-detik terakhir untuk menyandang titel World Champion. Meskipun tidak terlalu diunggulkan karena  dua pesaingnya yakni JDCR dan Saint sempat mendominasi berbagai turnamen dalam rangkaian Tekken World Tour series sepanjang tahun 2017 lalu. Kemenangan yang sangat berkesan bagi Qudans karena dirinya pun berhasil menundukkan dua pemain tersebut.

CrossFire Stars 2017, Adu Gengsi Tim Terbaik di Dunia

Turnamen berskala internasional dengan tajuk CrossFire Stars 2017 ini digelar di Xiamen, Cina, 30 November - 3 Desember 2017, dan diikuti oleh 12 tim perwakilan negara peserta untuk memperebutkan prize pool sebesar US$850.000. Mereka adalah XcN, SV, SetToDestroyX, ruLegends, Pasific Nacta, Lighthouse Keeper, KOWAI, iNsanes, HG.LongZhu, FlipSid3 Tactics, EVA TEAM, dan Black Dragons.

Super Valiant

Tim perwakilan Cina, Super Valiant (SV) tampil gemilang dan sukses pertahankan gelar di hadapan pendukung sendiri dengan mengalahkan unggulan asal Vietnam, EVA Team, dengan skor telak 3-0. Gabung di grup neraka bersama STDX, Black Dragons, dan XCN, tim SV sempat menderita kekalahan dari STDX yang memaksanya harus kembali bertanding melawan Black Dragons di group lower bracket.

XCN

Penampilan wakil Indonesia, XCN, bisa dikatakan tidak terlalu buruk. Tampil dengan komposisi roster baru, tim yang dikomandoi 'Kurn' pada pertandingan perdananya mampu memaksa tim unggulan STDX melewati babak Overtime. Ketenangan dan kesabaran tim STDX lebih teruji untuk menyudahi perlawanan XCN dengan skor akhir 13-9, sehingga tim Indonesia ini harus berlaga di lower bracket melawan Black Dragons. Tertinggal sejak awal pertandingan menghadapi permainan agresif Black Dragon, XCN harus memupus harapan melaju ke perempatfinal, setelah kalah 2-10.

Puncak Performa Apik Rogue Sepanjang Tahun 2017 Berbuah Juara Dunia SC2

Lee 'Rogue' Byung Ryul melanjutkan performa gemilangnya sepanjang tahun 2017 dengan berhasil menjuarai StarCraft II World Championship Series (WCS) Global Finals 2017. Di Final, Rogue berhasil menumbangkan senior sekaligus rekan senegaranya, Eo Yoon So atau yang kerap dipanggil dengan nick SoO dengan skor 4-2. Meski lolos hanya sebagai peringkat 8 point race di Korea, Rogue tampil meyakinkan sepanjang turnamen dan kini menyandang predikat juara dunia StarCraft 2.

Lee 'Rogue' Byung Ryul

Atas keberhasilannya, Rogue yang saat ini tergabung dalam tim Jin Air Green Wings, berhak membawa pulang hadiah utama senilai US$280.000. Saat ditanya, Rogue sendiri tidak yakin bisa memenangkannya karena dia hampir tidak mampu mengalahkan Kim 'sOs' Yoo Jin dalam perebutan posisi ke-8 atau slot terakhir untuk lolos ke babak utamanya. Tapi begitu mendapat 'pemanasan' di babak 16 besar, dia menunjukkan konsistensi dan kelasnya sebagai penyandang gelar World Champion!

The International 2017, Penuh Kejutan yang Berujung Final Antiklimaks

Dua tim tangguh, Team Liquid dan Newbee bersanding di partai final The International 2017 yang berlangsung di KeyArena, Seattle, 12 Agustus 2017. Tampil konsisten sejak awal turnamen berlangsung, Newbee berhasil mengalahkan tim senegaranya LFY, dengan skor 2-1, di final upper bracket. Sedangkan sang lawan yang sarat pemain bintang, harus rela berjuang dari lower bracket setelah dikalahkan wakil Cina lainnya, Invictus Gaming (IG), 1-2. Meski begitu, kombinasi maut Miracle-, KuroKy, dan MATUMBAMAN pastikan unggulan utama ini kembali ke trek juara dengan menapak babak pamungkas dan bertemu Newbee.

Team Liquid

Banyak yang menduga partai final dengan sistem best-of-five ini akan berlangsung sengit hingga match kelima. Namun kenyataannya, Team Liquid yang sempat terseok di awal turnamen malah terlihat dominan di final, sedangkan Newbee berbalik antiklimaks dan gagal memberikan perlawanan berarti. Hasil ini pun menjadi sejarah, dimana untuk pertama kalinya partai final TI berkesudahan dengan skor 3-0 untuk Team Liquid.



Tidak hanya berhak memboyong trofi ikonik, Aegis, Team Liquid mengantongi hadiah utama US$10.809.040, sementara Newbee gagal mengukir sejarah sebagai tim pertama yang sukses juara TI untuk keduakalinya dan harus puas menjadi runner-up dengan hadiah US$3.930.560. Pagelaran TI7 sendiri diwarnai hiburan All-Star Match dan kejadian unik saat para pemain kesohor DOTA 2, seperti Dendi, Sumail, Arteezy, dan kawan-kawan yang harus mengakui BOT AI dalam partai 1v1.

Hempaskan Punk, Tokido Juarai Street Fighter V di EVO 2017

Wakil Jepang, Hajime 'Tokido' Taniguchi berhasil mempertahankan superioritas negeri Matahari Terbit di game Street Fighter V, setelah menghempaskan Victor 'Punk' Woodley (AS) di Grand Final EVO 2017.

Konsistensi dan pengalaman Tokido menjadi faktor penentu saat mengalahkan si penantang baru Punk dengan skor 3-1, dan membawa pulang US$35.000 sekaligus trofi EVO ketiganya (Capcom vs SNK 2 dan Super Street Fighter II Turbo).

Juarai AIC: Asia 2017, SMG Buktikan Tim Tertangguh di Asia

Meski secara global game ini telah beredar cukup lama dengan nama dan versi game yang berbeda, tapi AoV di Indonesia masih seumur jagung bila dirunut dari rilis perdananya di bulan Juni silam (masih mengusung titel Mobile Arena). Dikarenakan versi game berlainan dengan AoV di negara dan region lain, maka cukup sulit juga untuk mengadakan kompetisi global yang mempertemukan wakil-wakil terbaik dari setiap negara.

SMG

Maka kami pun menarik hasil kompetisi antar Challengers di benua Asia, yang bermuara di ajang AIC: Asia 2017, dengan melibatkan 12 tim terkuat se-Asia, yakni Team Olympus, CL, MVP, Day5, Ain (Korea), Monori Bacon, Alpha Red (Thailand), SMG, S.T. (Taiwan), GameTV, ProArmy (Vietnam), dan EVOS.AOV (Indonesia).

EVOS.AOV

Pertandingan final antara GameTV dan SMG berlangsung dengan format BO7. Match pertama dimenangkan oleh SMG, namun GameTV berhasil menyamakan kedudukan dengan skor 1-1 pada match kedua. Tampil solid di tiga partai tersisa, SMG menutup perlawanan GameTV di match kelima, dengan skor akhir 4-1. Dengan hasil ini, Still Moving-under Gunfire menjuarai Arena of Valor International Championship Asia dengan membenamkan tim Vietnam GameTV.

Bantai Salty Salad, IDoNotSleep Asal Negeri Gajah Putih Juarai MSC 2017

Awal September menjadi momen bersejarah bagi Mobile Legends: Bang Bang, pasalnya Moonton berhasil menggelar MSC 2017 di Mall Taman Anggrek dengan begitu meriah. Berlangsung selama tiga hari, 8 tim dari 5 negara bertempur dalam rangka memperebutkan total hadiah sebesar US$ 100.000. Kedelapan tim tersebut adalah IDoNotSleep, Salty Salad, Solid Gaming Alpha, Impunity, Team Saiyan, Saints Indo, Elite 8 Esports, dan Mya Jr.

IDoNotSleep

Partai final MSC 2017 menggunakan format best-of-five (BO5), dimana dominasi IDoNotSleep menghancurkan pertahanan dari Salty Salad yang bertekuk lutut di dua game awal. Meskipun di game ketiga Salty Salad berjuang lebih keras untuk bisa mengimbangi, namun lagi-lagi tim asal Filipina itu harus menelan kekalahan. Dengan menjuarai MSC 2017, tim IDoNotSleep yang diperkuat Mzy, Ampzy, Framezy, Fairzy, dan Izy terbukti menjadi yang terhebat dan mendapatkan hadiah sebesar US$50.000.

TRIBE, Penerima Wild Card yang Berjaya di Final Vainglory World Championship 2017

Super Evil Megacorp menggelar Vainglory World Championship 2017, di Kallang Theater, Singapura, dengan melibatkan 12 tim perwakilan dari 6 region yakni Cloud 9, Team Solo Mid, Tribe (Amerika Utara); Red Canids (Amerika Latin); Ace Gaming, Rox Armada, Detonation (Asia Timur); Impunity, Elite 8 (Asia Tenggara), dan G2 Esports (Eropa).

TRIBE

TRIBE, yang meski tidak diunggulkan karena lolos dari babak Wild Card, namun tim perwakilan dari Amerika Utara itu berhasil membuktikan diri dengan membantai Ace Gaming 4-1 di partai final, dan menjadi juara di Vainglory World Championship 2017. Hal paling epik yang terjadi di babak finalnya adalah saat Tribe lakukan banyak kesalahan, sementara Ace Gaming yang sempat 2 kali Aced kemudian melakukan push ke area dalam Tribe. Namun, fokus push yang dilakukan Ace Gaming malah dimanfaatkan Tribe untuk melakukan Backdoor langsung ke Crystal, sehingga Ace Gaming gagal menang meskipun sedang memimpin pertandingan.

Elite8

Meskipun banyak hal mengejutkan di Vainglory World Championship 2017, sayangnya Elite8 yang menjadi perwakilan dari Indonesia harus gagal sejak fase grup. Semoga Elite 8 mendapatkan banyak pengalaman di pertandingan tahun ini, sehingga tahun depan bisa mengharumkan nama Indonesia dengan prestasi lebih baik.

Modal Iseng, Sergioramos:) Terhebat di Kejuaraan Dunia Clash Royale

Clash Royale, salah satu game besutan Supercell yang juga sukses setelah Clash of Clans, menggelar turnamen eSports pertamanya bertajuk Clash Royale: Crown Championship World Finals. Perhelatan meriah itu berlangsung di Copper Box Arena, London, awal bulan Desember lalu. Melibatkan 16 pemain terhebat di 8 regional berbeda, yakni Coltonw83, MusicMaster, CMcHugh (AS); loupanji, Berin (Eropa); Adrian Piedra, Sergioramos:) (Amerika Latin); Geltube, X-Bow Master (Korea Selatan); Fuchi, Amaterasu (Jepang); Winds, quiet (Cina); Tali dan YaoYao (Asia Tenggara).

Sergioramos:)

Berkaca dari keberhasilan game Clash Royale itu sendiri yang dinobatkan sebagai Google Play's Game of the Year 2017, turnamen berskala internasional ini tentu saja menarik banyak perhatian gamer. Apalagi ini merupakan event global pertama yang membagikan hadiah sangat besar dengan harapan kedepannya banyak gamer yang kecipratan kejutan hadiah turnamen lainnya dari Supercell.

Kukuhkan Dominasi, Korea Selatan Kembali Juarai Overwatch World Cup 2017

Anaheim Convention Center menjadi arena persaingan antara delapan tim terbaik di Overwatch World Cup 2017, setelah melalui kualifikasi yang diikuti oleh 32 negara. Perwakilan dari negara Inggris, Swedia, Kanada, Australia, Cina, Perancis, Korea Selatan, dan AS saling beradu gengsi serta membela kehormatan bangsa.

Tim Overwatch Korea Selatan

Tampil di partai puncaknya adalah dua tim perwakilan dari Kanada dan Korea Selatan (5/11). Sebagai tim yang lebih diunggulkan, sekaligus juara bertahan, tim Korsel mampu mendominasi permainan dengan hanya memberi satu poin kemenangan saja bagi tim Kanada dan mengunci skor 4-1 bagi kemenangannya.

Tumbangkan Ukraina di Final, Ceko Klaim Tim Hearthstone Terbaik di Dunia

Karena turnamen Hearthstone yang diperuntukkan bagi individu sudah berlangsung di tahun 2016 lalu (Hearthstone World Championship), sementara yang berikutnya baru akan digelar pada bulan Januari tahun depan, maka kami pilih ajang Hearthstone Global Games yang melibatkan 48 tim perwakilan dari berbagai negara. Dikarenakan pesertanya yang banyak, maka dibagi melalui 2 kali fase round robin untuk menyaring 48 peserta menjadi 24, dan dilanjutkan lagi hingga mendapatkan 16 tim terbaik yang bertanding di babak playoffs.

Pavel, Hearthstone World Champion 2016

Sebanyak 16 tim terbaik dari Cina, Belgia, Yunani, Ceko, Amerika Serikat, Taiwan, Selandia Baru, Kanada, Meksiko, Italia, Korea Selatan, Malaysia, Ukraina, Austria, Belanda, dan Brasil. Setelah melalui perjalanan panjang, Ceko yang berhasil membabat Yunani (3-0), Cina (3-1) dan Amerika Serikat (4-3) melaju ke babak final melawan Ukraina yang sukses mengganjal Brasil (3-2), Belanda (3-1), dan Korea Selatan (4-2).

Tim Hearthstone dari Rep. Ceko, Winner of HGG 2017

Tim Ceko yang diperkuat oleh Jarla, pokrovac, CzechCloud, dan StanCifka saling adu strategi melawan Ukraina dengan anggota seperti Kolento, Neirea, NickChipper, dan juga DrHippi. Dikarenakan dominasi Ceko lebih kuat dibandingkan Ukraina yang sudah terlihat dari perjalanan mulusnya menuju ke babak final, hasilnya Ukraina harus mengakui kehebatan Ceko. Hal ini membuktikan bahwa Ceko menjadi tim Hearthstone terbaik di dunia dan mendapatkan hadiah sebesar US$60.000, sedangkan Ukraina memperoleh hadiah sebesar US$40.000.

Gorilla Kembalikan Gelar Juara FIWC 2017 ke Tanah Inggris

Spencer 'Gorilla' Ealing berhasil keluar sebagai FIFA Interactive World Cup (FIWC) 2017 yang berlangsung di London, 19 Agustus 2017 lalu. Pada pertandingan final yang menggunakan dua platform PS4 dan XBOX, Gorilla berhasil mengalahkan wakil Jerman, Kai 'Deto' Wollin dengan agregat 7-3 (3-3 & 4-0). Selain meraih titel Juara Dunia, Spencer juga menggondol hadiah utama sebesar US$200.000 sekaligus mengakhiri krisis gelar Inggris yang terakhir kali meraih juara pada pagelaran FIWC 2005.

Spencer 'Gorilla' Ealing

Berbeda dengan turnamen game esports lainnya, FIFA Interactive World Cup 2017 ditandingkan dalam dua platform yaitu XBOX dan PS4. Spencer atau yang beken dengan panggilan Gorilla berhasil lolos ke grand final setelah di final XBOX berhasil mengalahkan pesaing kuatnya CODYDERFINISHER (Jerman) dengan skor agregat 7-2. Sedangkan Deto berhasil mengalahkan rekan senegaranya Timox dalam pertandingan ketat yang diwarnai dengan golden goal di match kedua 1-2 (1-0, 1-1) untuk lolos sebagai juara PS4.


 

Final ESL Pro League S6, Turnamen Penutup Rivalitas SK Gaming dan Faze Clan

Tanpa mengesampingkan tim CS:GO lainnya, rasanya 2017 menjadi tahun penuh rivalitas antara SK Gaming dan FaZe Clan. Dua nama besar dalam scene CS:GO ini beberapa kali harus bertempur di babak pamungkas untuk menentukan yang terbaik di antara mereka. Diikuti hampir seluruh tim elit CS:GO dunia, ESL Pro League Season 6: Finals ideal sebagai ajang penentuan akhir sebelum menutup tahun 2017.

Partai final untuk kesekian kalinya bagi keduanya, FaZe yang dimotori oleh pemain veteran sekelas olofmeister berhasil mencuri map pertama terlebih dahulu, namun kehilangan keseimbangan di tiga map berikutnya, hingga harus melepas impian menjadi juara dari rival terberatnya, SK Gaming.

Brendon Leigh, Juara Dunia Pertama dari Kancah Debut F1 eSports

Tidak melulu dari genre MOBA, FPS, ataupun fighting, karena kompetisi eSports di tahun 2017 kini diramaikan pula dengan kehadiran pembalap-pembalap virtual yang saling adu cepat dalam rangkaian turnamen Formula One (F1) eSports Series, mulai bulan September 2017.

Berlangsung selama 3 bulan, dua puluh pembalap virtual terbaik berhak maju ke babak utama, 24-25 November 2017, di Yas Marina (bersamaan dengan seri F1 Abu Dhabi Grand Prix). Tampil sebagai pemenang kompetisi berformat 3 race ini adalah Brendon Leigh, remaja usia 18 tahun asal Inggris yang kini menyandang titel Formula One eSports World Champion 2017.

Selain bergelar juara dunia, Brendon yang juga berprofesi manajer dapur ini, otomatis masuk babak semifinal di ajang yang sama tahun depan, serta dijadikan model karakter untuk versi game F1 2018.

Gale Force Esports Kawinkan Gelar Juara Eropa dan Dunia Rocket League

Tim asal Amerika yang berlaga di region Eropa, Gale Force Esports sukses mengawinkan gelar juara Eropa dan Dunia di pagelaran Rocket League Championship Series 4 (2017). Di babak Final yang berlangsung di MGM Theater, Washington DC, Gale Force Esports berhasil mengalahkan tim Method dengan skor telak 4-0. Selain menyandang predikat Juara Dunia Rocket League, Gale Force Esports berhak atas uang tunai senilai USD 55.000.

Sebelum bertemu di babak grand final, Gale Force Esports dan Method telah bentrok di final upper bracket, dengan skor tipis 4-3 untuk keunggulan Gale Force Esports. Keberhasilan ini melengkapi sukses Gale Force Esports yang sebelumnya keluar sebagai juara region Eropa. Sebagai runner-up Method berhak membawa pulang hadiah sebesar USD 30.000. Tim berpengalaman lainnya Cloud9 dan G2 Esports harus puas di tempat ketiga dan keempat.

Minim Turnamen, Tim 'aAa' Rintis Kemenangan di PUBG IEM XII - Oakland

Terus menuai popularitas di kalangan gamer seantero jagat, sayangnya PUBG belum rilis secara utuh sampai penghujung tahun sehingga minim turnamen bahkan tiga diantaranya hanya bertajuk invitational. Satu turnamen yang layak dikedepankan adalah Intel Extreme Masters (IEM) XII - Oakland.

Diikuti oleh 20 peserta, dimana 12 tim merupakan direct invite dan 8 tim hasil kualifikasi online yang meliputi 2.000 partisipan, PUBG IEM XII - Oakland akhirnya menobatkan 'against All Authority' sebagai pemenang dengan penampilan konsisten dan mampu menahan laju tim-tim unggulan.

SKT Tersungkur, SSG Menjulang di LoL World Championship 2017

Berlangsung hampir sebulan penuh, mulai dari penyisihan grup yang hadirkan 16 tim terbaik hingga akhirnya mengerucut ke dua tim musuh bebuyutan sama negara yakni SK Telecom T1 dan Samsung Galaxy Gaming. Seakan menjadi partai ulangan dari final ajang yang sama tahun lalu, dua tim asal negeri Ginseng tersebut kembali bersinggungan merebut takhta terhormat panggung League of Legends World Championship 2017.

Dari 4 kali perhelatan LoL World Championship terakhir, hanya kedua tim ini yang berhasil menggondol trofi juara (di tahun 2014, SSG masih bernamakan Samsung Galaxy White). Berhasil memenangkan tiga gelar, SKT berniat mengincar gelar juara keempatnya, atau ketiga kalinya secara beruntun sejak tahun 2015 silam. Satu-satunya gelar juara dunia LoL yang gagal diraih oleh SKT, pada tahun 2014, berhasil diklaim oleh tim Samsung Galaxy, meski dengan nama tim dan roster berbeda.

Hasil akhirnya pun membenarkan pepatah di atas langit masih ada langit, yang mana tembok kokoh milik SKT dapat dipanjat, bahkan menimbunnya lebih dalam dengan skor telak 0-3 yang tentunya sangat menyakitkan, terlebih bagi Faker dengan tundukan lesu berlinang air mata.

Lengkapi Koleksi Gelarnya, OpTic Gaming Juara CoD World League Championship 2017

Game FPS buatan Infinity War (yang dipublish oleh Activision) dan rilis sejak 4 November 2016 ini merupakan seri ke-13 dari keseluruhan franchise game Call of Duty. Game ini pula yang bakal menggantikan versi Black Ops III sebagai seri kompetitif resmi CoD kedepannya.

Penyelenggaraan Call of Duty World League Championship 2017 menjadi tahun kelima kompetisi global CoD yang digagas oleh Activision, dan mengambil tempat di Orlando, Florida, 9 - 13 Agustus 2017. Ajang pencarian juara dunia gamer CoD: Infinite Warfare memperebutkan hadiah sebesar US$1.500.000, plus tambahan US$25.000 bagi peraih MVP. Partai finalnya mempertemukan antara tim OpTic Gaming dengan Team EnVyUs, yang berakhir dengan skor 3-0 bagi keunggulan organisasi eSports dari benua Amerika berjulukan 'The Green Wall'.

Jawara Dua Major, Ryan 'Dragon' Walker Tunjukkan Supremasinya di Injustice 2

Injustice 2 menjadi salah satu game bergenre fighting yang turut mewarnai kancah eSports di tahun 2017. Mengandalkan karakter-karakter superhero dari DC Comics seperti Batman, Wonder Woman, Superman, dan lain sebagainya, Injustice 2 dengan cepat digemari baik oleh para fans komik maupun pecinta versi film dari franchise milik Warner Bros tersebut.

Baru dirilis bulan Mei 2017 lalu, game kreasi NetherRealm Studios ini sudah digadang-gadang sebagai game berpotensial tinggi dengan masuk kategori 'Breakthrough Game' di acara tahunan 'Esports Industry Awards' pada bulan November silam. Kalau saja PUBG tidak muncul di tahun yang sama, bisa jadi Injustice 2 berpeluang sebagai pemenangnya.

Dari rangkaian turnamen sepanjang tahun, perhelatan ELEAGUE Injustice 2 World Championship menjadi puncak persaingan 16 pemain terbaik dari sekuel game Injustice: Gods Among Us ini. Partai finalnya mempertemukan antara Ryan 'Dragon' Walker, yang sebelumnya juga memenangi EVO 2017 untuk Injustice 2, berhadapan dengan Denom 'f0xyGrampa' Jones. Selain berhak atas titel juara dunia Injustice 2, Dragon juga memperoleh hadiah uang senilai US$150.000 (dari prize pool US$250.000).