Sedih Nonton Drama Korea? Kisah eSports dari Faker Bikin Merinding!

Christian Ponto
04/08/2018 18:29 WIB
Sedih Nonton Drama Korea? Kisah eSports dari Faker Bikin Merinding!
Episode Pertama, SKT T1: The Chase - FAKER / The Birthday (OGN)

Bukan drama eSports yang cukup sering muncul ke permukaan scene pro di tanah air, namun kisah hidup seorang pro player asal Korea Selatan yang alami pasang-surut permainan sepanjang 5 tahun berkarir hingga titik di mana dirinya sampai pada pilihan ingin berhenti, atau maju dan bangkit kembali untuk menembus ambang batas kemampuan dirinya!

Kisah keseharian dari Lee 'FAKER' Sang-hyeok, legenda hidup pemain League of Legends ini, tertuang dalam seri perdana rangkaian film pendek garapan stasiun TV, OGN Network, yang bertajuk 'SKT T1: The Chase'. Program acara TV yang didedikasikan bagi salah satu tim asal Korea Selatan peraih 3 titel juara plus 1 runner-up dari ajang World Championship sepanjang 5 tahun terakhir.

Episode pertamanya, yang berdurasi kurang lebih 28 menit, mengangkat detil kehidupan satu hari penuh dari pemain berjulukan 'Unkillable Demon King' ini bersama lingkungan keluarga, kegiatan yang disukai saat liburan, serta sesi terapi untuk menunjang performa bermainnya, termasuk hal-hal unik di sekitarnya.

Beberapa menit awal, kamu akan disuguhi kenyataan bahwa betapa pro player sulit menemukan satu hari penuh terbebas dari rutinitas dan jadwal latihan yang super-padat, selain 'kesempatan' khusus misalnya di hari ulang tahunnya. Pria kelahiran 7 Mei, 22 tahun silam ini, memanfaatkan momen berharganya dengan kumpul bareng keluarga dekat. Rasa rindu dan kasih sayang di antara mereka terlihat dari komentar serta kenangan lama yang mereka bagi sepanjang film ini.


OGN Network paparkan kisah eSports dari tim SKT T1

Selain kerinduan, semua anggota keluarga yang hadir, baik itu sang ayah, Lee Kyung-joon, nenek, paman, bibi, sangat suportif sampaikan rasa bangganya terhadap Faker yang selalu tunjukkan dedikasi tinggi saat bermain ataupun selama berlatih. Cukup kaget mengetahui bahwa sosok paling memahami permainan Faker adalah neneknya, yang sering menemani midlaner SKT ini berlatih LOL hingga dini hari.

Hingga durasi film masuk menit ke-9, scene pun beralih ke toko buku favorit dari Faker, sebagai pilihan kegiatan yang lebih disukainya saat waktu senggang, ketimbang nikmati gaya hedonis dengan pergi dugem ataupun foya-foya lainnya. Karena dia mengaku lebih mencari ketenangan untuk membantunya berpikir dan mengatasi masalah yang mengitarinya belakangan ini.

Beranjak dari toko buku, mulailah alurnya menanjak dan kian intens, saat Faker harus mengunjungi psikolog cantik yang mengajukan sejumlah tes guna menilai psikologis dan efeknya terhadap permainan sang legenda. Rentetan pertanyaan dan jawaban semakin dalam, sampai akhirnya Faker meneteskan airmata mengingat kembali bagaimana kinerja tak maksimal dirinya berujung pada kekalahan yang menyakitkan bagi tim. Sulit dijabarkan dalam kata-kata, sebaiknya kamu menontonnya langsung ya...

 

Ada momen di mana Faker ungkapkan bahwa dirinya sering bermimpi dan menemukan sosok 'Faker' lama yang meragukan kemampuannya sekarang. Meski banyak kemenangan yang telah diraih Faker bersama SKT, namun derita kekalahan itu seakan menumpuk dan kini telah begitu besarnya sampai puncaknya, hingga dirinya merasa tertekan luar biasa.

Tapi, di akhir sesi tes tersebut, bukan pro player sejati bila Faker tidak ingin bangkit dan siap menempuh jalan baru menuju kejayaannya kembali. Mungkin ini juga jawaban bagi para fans dirinya, penggemar SKT, bahwa dia hanya butuh istirahat sebentar dan kumpul bersama keluarga tersayang, serta terpenting adalah menenangkan pikiran agar bisa dapatkan 'kemenangan kedua' dalam hidupnya. Legends never die, right Summoners?

Bagaimana cara kita turut memberikan dukungan kepada Faker, dan kawan-kawan dari SKT T1? Jelang Asian Games 2018 di Jakarta, rencananya Faker juga bakal menggelar acara jumpa fans (Meet & Greet) bersama para penggemarnya, serta gamer LOL di Indonesia. Semoga acara tersebut benar-benar terselenggara dan pastikan kamu ikut datang dan sampaikan dukungan kamu ya! Nantikan kabar berikutnya dari Esports.ID!


Ilustrasi keterpurukan performa Faker bersama SKT T1 dua bulan terakhir

Pelajaran lain yang bisa penulis temukan dari film soal Faker ini adalah begitu besarnya ekspektasi fans ataupun tuntutan tim pro bagi para pemain mereka untuk selalu tampil berkompetisi dan menang, bisa berujung hal buruk pula.

Tidak perlu ke luar negeri, bayangkan saja bagaimana harapan yang dibebankan kepada sosok-sosok seperti Lemon atau IYD (contoh saja ya, ga usah disebutin semuanya!) untuk selalu maksimal di setiap pertandingan, bahkan malah dicemooh saat kalah. Sadari saja bahwa yang merasakan kekalahan itu bukan kalian saja, sebagai fans, tapi mereka akan lebih merasakannya dan sejauh ini mungkin masih bisa dipendam.

Poin berikutnya, apakah semua tim profesional di Indonesia juga sudah menggunakan jasa psikolog untuk 'menstabilkan' emosi pemain serta menjaga kesinambungan mental bermain para anggotanya, atau lebih ekstrim bisa menangkal perilaku buruk tiap individu? Hanya usulan, tapi ini juga bisa berpengaruh positif untuk mendiagnosa tren pro player yang keluar-masuk tim, niat pensiun, atau sekedar memberi kenyamanan mereka agar tetap padu bermain sebagai tim di ajang mana pun juga.

Sesuai pepatah, pengalaman adalah guru terbaik, jadikan kisah Faker ini sebagai inspirasi baru bagi player pro, dan juga fans gamer, di Indonesia, sekaligus penyegaran bagi scene kompetisi game lokal agar terus berkembang kian positif ke depannya. Sukses terus bagi Faker dan SKT T1, ditunggu kebangkitannya di LCK musim ini, semoga tetap lanjut ke panggung Worlds 2018! Tetap semangat industri eSports Indonesia!!