NetEase Esports Park, Stadion Megah Bernilai 10 Trilyun!

Ryan Maldini
08/08/2019 12:06 WIB
NetEase Esports Park, Stadion Megah Bernilai 10 Trilyun!
Tandingi Tencent Kuasai Esports di Cina Lewat 'Class-A Venue'

NetEase, salah satu perusahaan gim ternama di Cina, mengumumkan (3/8) rencana pembangunan sebuah stadion megah yang diperuntukkan bagi ragam aktivitas esports. Tidak tanggung-tanggung, proyek bertajuk 'NetEase Esports Park' ini konon menghabiskan uang sekitar 725 juta Dolar AS, atau lebih dari 10 trilyun Rupiah!

Hal ini terungkap dalam acara '2019 China Digital Entertainment Congress' (CDEC), di Shanghai, beberapa saat lalu. Sang Presiden NetEase, Ding Yingfeng, menyebutkan bahwa wacana ini bakal mencakup ragam proyek, termasuk pembangunan 'Class-A Esports Venue', yang mengikuti standarisasi dari pemerintahan kota Shanghai.

"Shanghai memiliki keuntungan lokasi kelas dunia menyangkut kebijakan insentif, industri hulu-hilir, infrastruktur, dan daya beli, serta budaya masyarakat lokal," papar Ding Yingfeng, dalam kata sambutannya di CEDC, via TechNode. "(NetEase Esports) Park ini akan menyediakan fasilitas untuk game development, team building, dan talent training."

NetEase Esports Park, lokasi tepatnya, bakal berdiri megah di bagian barat Distrik Qingpu, kota Shanghai. Sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh pemkot setempat, suatu area esports 'Class-A' harus setidaknya berukuran luas 50.000 meter persegi, atau 5 hektar, dan sedikitnya bisa menampung 5.000 pengunjung.

Pengembangan stadion esports berkualitas dunia ini sejalan dengan agenda pemerintah lokal di Shanghai untuk memberi dukungan terhadap kompetisi gim. Proyeksinya, dalam kisaran waktu 3 - 5 tahun, kota Shanghai akan menjelma jadi 'esports capital' bagi masyarakat dunia.

Kriteria standar untuk venue esports yang dimunculkan dalam Shanghai Guidelines terdiri dari empat tingkatan, yakni A - D. Perbedaan tingkatan ini akan membedakan lokasi mana yang hanya untuk fase kualifikasi, dan venue khusus turnamen internasional. Misalnya, Mercedes-Benz Arena di Shanghai, yang bakal menjadi tuan rumah dari DOTA 2 - The International 2019, kini berlabel 'Class-A Venue'.

Tencent vs NetEase

Langkah ini sepertinya memang rasanya perlu dilakukan oleh NetEase, bila pemegang hak resmi distribusi gim-gim milik Blizzard Entertainment di Cina ini mau menyaingi sang kompetitor abadi mereka, yakni Tencent Games.

Awal tahun ini, Tencent telah berpartner dengan Shanghai's Oriental Sports Center untuk membangun stadion khusus bagi kegiatan esports ke depannya. Apalagi, Tencent masih bisa dibilang unggul dari sisi popularitas gim besutannya, mulai dari gim mobile favorit, Honor of Kings, sampai ke MOBA hit di PC, League of Legends.

Namun, ada indikasi juga bahwa kemungkinan besar stadion megah bernilai trilyunan rupiah ini bakal dijadikan homebase dari tim Shanghai Dragon, peserta kompetisi Overwatch League. Sebagaimana aturan baru dari Activision Blizzard wajibkan semua tim untuk sedikitnya gelar dua partai kandang untuk musim depan. Cocok pula dengan indikasi berakhirnya proyek 'NetEase Esports Park' yang mungkin rampung antara akhir tahun 2020, atau awal tahun 2021.

Sebenarnya, menurut Sobat Esports, seberapa krusial atau penting kah aspek lokasi / venue esports untuk ragam turnamen ideal ke depannya?