Sri Lanka Deklarasi Esports sebagai Olahraga Resmi

Ryan Maldini
04/10/2019 11:32 WIB
Sri Lanka Deklarasi Esports sebagai Olahraga Resmi
Daftar Negara Akui Olahraga Esports Kian Panjang!

Kementerian Olahraga di Sri Lanka telah secara resmi mendeklarasikan esports sebagai cabang olahraga resmi. Deklarasi ini telah ditandatangani sejak tanggal 26 September lalu, atas nama Harin Fernando selaku Minister of Telecommunication, Foreign Employment & Sports, namun baru diumumkan ke publik per tanggal 2 Oktober kemarin (Section 28 of the Sports Act No. 25 of 1973 of the National Assembly).

Dengan ini, Sri Lanka menjadi negara pertama di kawasan Asia Selatan yang secara resmi mengakui esports sebagai salah satu cabang olahraga resmi, dan memperpanjang daftar negara-negara di dunia yang juga akui eksistensi olahraga digital tersebut.

Deklarasi ini juga terlahir berkat upaya keras tanpa henti dari pihak Sri Lanka Esports Association (SLESA), yang bertanggung jawab atas semua penyelenggaraan event dan aktivitas berkenaan esports di negara tersebut. Bahkan, mampu menjadikan esports sebagai olahraga dengan pertumbuhan paling pesat di negara Sri Lanka.

Bukti nyatanya, babak kualifikasi untuk ajang Inter-School Esports Championship yang baru saja rampung telah catatkan rekor jumlah peserta, hingga lebih dari 150 sekolah turut berpartisipasi di dalamnya.

Hal ini juga dimungkinkan dengan adanya dukungan penuh dari pihak National Olympic Committee of Sri Lanka (NOCSL), sejenis KOI kalau di Indonesia, yang memberangkatkan timnas esports Sri Lanka di perhelatan Asian Games 2018, Agustus silam, Jakarta - Palembang, saat esports sudah masuk sebagai cabang olahraga ekshibisi.

Kabar gembira tentunya bagi para atlet esports di negara Sri Lanka, namun juga bisa berdampak baik untuk perkembangan esports global, guna meyakinkan sejumlah negara lainnya untuk melakukan hal serupa.

Dukungan pemerintah dan bantuan dana (khususnya dari pemerintah) masih sangat dibutuhkan, yang secara spesifik akan memudahkan atlet esports dalam proses pembuatan visa jelang ikuti turnamen di mancanegara. Gagal berangkat karena isu visa ini masih kerap menjangkiti tim maupun pemain esports asal Asia lainnya.